Doa Agar Tertolak Dari Harta dan Makanan Haram
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja
bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri." (QS
An-Nisa' 79)
Seringkah kita merenungi maksud ayat tersebut? Bahwa segala nikmat
itu datangnya dari Allah, sementara bencana yang menimpa kita, itu
tersebab dari kesalahan kita sendiri.
Termasuk tertolaknya doa-doa kita, tak harmomisnya rumah tangga kita atau kesempitan hidup yang terus menghimpit dll?
Banyak orang tak menyadari bahwa makanan dan harta haram memiliki
hubungan dengan terkabulnya doa seseorang di hadapan Allah SWT. Atau
penyebab kehinaan hidup di dunia. Bahkan para ulama, generasi awal,
sangat bersungguh-sungguh mencegah agar tidak mengkonsumusi makanan
haram dan menggunakan harta haram. Itu semua disebabkan karena hal-hal
yang diharamkan, kalau sampai ”tertelan” dapat menyebabkan timbulnya
dampak yang amat buruk terhadap pelakunya.
Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam (SAW), ”Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya
terkabul.” Rasulullah menjawab, ”Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu,
maka doamu akan terkabulkan.” (HR At Thabrani).
Banyak yang tak memperhatikan bahwa jika ada sedikit saja makanan dan
harta haram yang kita makan akan mampu mencampakkan pelakunya ke
neraka. Naudzubillah.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda,”Tidaklah
tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya.”
(HR At Tirmidzi).
Ada juga yang beranggapan ketika bersedekah sebanyak-banyaknya, infaq
membantu anak yatim, dhuafa, maupun faqir miskin akan menghantarkan
mereka masuk ke SurgaNya, padahal harta sedekahnya bercampur dengan
harta yang haram, seperti mendapatkannya dengan korupsi, mencuri,
menipu, riba, dll.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda, ”Barang siapa
mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada
pahala baginya dan dosanya untuknya.” (HR Ibnu Huzaimah).Rasulullah pun menegaskan bahwa amalan kita tidak akan diterima
selama 40 hari jika ada makanan haram maupun suapan makanan yang
bersumber dari harta haram.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda, "Ketahuilah,
bahwa suapan haram jika masuk dalam perut salah satu dari kalian, maka
amalannya tidak diterima selama 40 hari.” (HR At Thabrani).
Bahkan haji menggunakan harta haram pun akan tertolak. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda,”Jika seorang
keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia
mengendarai tunggangan dan mengatakan,”Labbaik, Allahumma labbaik!”
Maka, yang berada di langit menyeru,” Tidak labbaik dan kau tidak
memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu
mendatangan dosa dan tidak diterima. (HR At Thabrani).
Maka, sedikit dari yang halal itu lebih membawa berkah di dalamnya.
Sedangkan yang haram, walaupun jumlahnya banyak hanya cepat hilang dan
Allah akan menghancurkannya cepat atau lambat.
Lalu bagaimana tipsnya agar terbebas dari yang haram:
1. Bangun pondasi keimanan yang benar dan kokoh. Hingga tak mudah tergoda dengan yang haram,
syubhat maupun makhruh.
2. Pahami makna ibadah yang sebenarnya.
Manusia, alam semesta dan kehidupan ini tidak terwujud dengan
sendirinya. Ada Allah SWT yang menciptakan. Manusia hadir di bumi Allah
tak lain untuk beribadah kepadaNya. Dimana makna ibadah adalah taat
kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi semua
larangan-Nya dalam setiap ruas kehidupan. Yang artinya, segala aktivitas
kita mulai bangun tidur hingga tidur kembali selalu terikat pada
Syariat-Nya. Karena sebuah kaidah ushul fiqh menyatakan "al ashlu fi af'alil ibad taqayyud bi ahkamisy syar'iy (hukum asal perbuatan hamba terikat dengan hukum syara)" artinya wajib kita mengetahui hukum sebelum beramal.
Termasuk mengetahui hukum mengambil riba/bunga bank termasuk halal kah atau haram? Mengkonsumsi makanan yang mengandung rum, ang cui
itu halal atau haram kah? Kosmetik yang mengandung alkohol, mercury,
paraben dan bahan yang tidak tayyib lainnya diperbolehkan dipakai atau
tidak?
Dengan memahami makna ibadah yang benar, maka kita akan berusaha
mencari hukumnya dan mendalami faktanya terlebih dahulu sebelum beramal.
Ini akan menjaga kita agar terselamatkan dari yang haram.
3. Meninggalkan segala kebiasaan yang buruk, baik itu perkara haram maupun syubhat.
Termasuk berhutang riba, asuransi maupun kulineran yang belum jelas
halal haramnya. Berdasarkan website http://www.halalmui.org/ berikut ini
adalah daftar restoran yang belum bersertifikat halal MUI per Desember
2018 :
• J-Co Donuts
• Bread Talk Roti
• Roti Boy
• Papa Rons Pizz
• Izzi Pizza
• Baskin ‘n Robbins
• Richeese Keju
• Coffee Bean
• Dapur Coklat
• Starbucks Coffee
• Hanamasa
• Rice Bowl
• Ded Bean
• Burger King
Semuanya (14 produk tersebut) BELUM BER-SERTIFIKAT HALAL sehingga MUI tidak menjamin. Namun, tidak otomatis semua produk tersebut pasti haram melainkan
syubhat. Dan semua yang syubhat lebih baik ditinggalkan. “Sesungguhnya
yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Diantara
keduanya terdapat perkara syubhat yang masih samar, yang tidak diketahui
oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara
syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.
Barangsiapa yang terjerumus ke dalam perkara syubhat, maka ia bisa
terjatuh pada perkara haram". (HR Bukhari Muslim).
4. Mempelajari Islam secara kaffah, baik yang terkait aqidah, akhlaq,
adab, syariat termasuk
muamalah. Sehingga terhindar dari muamalah yang
berbalut riba dan akad bathil.
"Barangsiapa yang berdagang namun belum memahami ilmu agama, maka dia
pasti akan terjerumus dalam riba, kemudian dia akan terjerumus ke
dalamnya dan terus menerus terjerumus." (Ali bin Abi Thalib, ra).
5. Senantiasa bertawakal dan mengingat mati.
Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang
dikehendakiNya). Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi
tiap-tiap sesuatu." (QS ath-Thalaq : 3).
Juga dengan mengingat kematian menjadikan seseorang semakin
mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah. Karena barangsiapa
mengetahui bahwa ia kelak akan menjadi mayit, pasti akan berjumpa dengan
Allah dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang amalnya didunia.
Maka ia pasti akan mempersiapkan jawaban dengan melakukan amalan terbaik
selama hidupnya. Hingga tak sempat terbesit sedikitpun untuk mengambil
yang haram.
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi…” (QS Al-Baqarah : 168)."Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS Al-Baqarah: 275).
Setelah mengetahui bahwa yang dihalalkan Allah SWT adalah semua yang
baik dan yang diharamkan semuanya pasti buruk bahkan menghalangi
terkabulnya doa, lantas apalagi yang menjadi halangan untuk menghindari
yang haram dan hanya mengambil yang halal saja?Wallahu a'lam bishawab.*
Komentar
Posting Komentar