6 Tingkatan Cinta
Cinta. Membicarakan soal cinta memang
tiada habisnya. Bukan masalah cinta penyebab galau, atau kisah antara
dua insan lawan jenis. Cinta tak sesempit itu. Cinta memiliki makna yang
besar dan luas, bisa perasaan cinta terhadap sesama, cinta terhadap
setiap ciptaan Allah, dan masih banyak cinta-cinta lain.
Islam memandang cinta sebagai hal yang
lumrah dimiliki oleh setiap manusia. Terlebih cinta terhadap Sang
Pencipta dan Rasulullah, tak aka nada habis-habisnya. Ada berbagai
jenis cinta, dan jangan sampai kita salah menempatkan cinta kita
terhadap sesuatu. Misalnya saja lebih mencintai artis idola, sampai
berbuat yang berlebihan. Atau lebih mencintai hobi, seperti memancing
hingga lupa waktu untuk beribadah. Cinta-cinta itulah yang justru tidak
disukai Allah karena berlebihan. Jangan sampai kita menempatkan cinta
kita di tempat yang salah.
Seorang ulama abad ke-7 Ibnul Qayyim Al
Jauzy membagi 6 tingkatan cinta. 6 Tingkatan ini adalah urut-urutan mana
yang harus kita cintai pertama kali, mana yang menjadi prioritas dalam
mencintai dari yang paling utama hingga yang paling akhir.
1. Tingkatan Tatayyum
Tatayyum (Penghambaan) adalah
tingkatan tertinggi dalam mencintai, dan hanya hak Allah semata. Tiada
lain yang berhak kita cintai pada tingkatan ini, kecuali Allah SWT.
Mungkin banyak kerap melontarkan kata-kata rayuan pada pasangan, memang
tidak sepenuhnya salah, terlebih untuk menjaga keharmonisan. Namun,
perlu diingat mencintai pasangan kita berbeda dengan mencintai Allah.
Pada tingkat inilah harus dibedakan. Karena yang patut kita cintai hanya Allah semata.
2. Tingkatan ‘Isyk
‘Isyk atau kemesaraan, adalah
cinta yang menjadi hak Rasulullah SAW, cinta kepada teladan kita, kepada
junjungan kita hingga menjadikan kita untuk selalu berusaha mengikuti
apa yang beliau lakukan, mengerjakan sunnah-sunnahnya, dan selalu
bershalawat padanya.
“Katakanlah jika kalian cinta kepada
Allah, maka ikutilah aku (Nabi) maka Allah mencintai kalian dan
mengampuni dosa-dosa kalian (Q.S : Ali imran 3)”
Kecintaan kita kepada Rasulullah SAW
adalah kecintaan yang Allah perintahkan. Semoga dengan mengetahui hal
ini kita menjadi lebih bangga lagi menjadi umat Rasulullah SAW serta
dengan bangga pula menjalankan serta menyerukan sunnah-sunnahnya.
3. Tingkatan Syauq
Syauq (kerinduan) adalah cinta
antara satu mukmin dengan mukmin lainnya namun lebih dekat secara
kekeluargaan. Seperti cinta ayah dan ibu kepada anaknya, cinta kakak
kepada adik, cinta antara suami kepada istrinya. Karena cinta ini
jugalah manusia saling berkembang meneruskan keturunannya. Pada
tingkatan inilah, cinta kita terhadap sesama keluarga.
4. Tingkatan Shababah
Shababah atau empati adalah
cinta sesama muslim dalam lingkup yang lebih luas. Walau tak saling
mengenal, tidak ada kedekatan secara darah, daerah, bahkan bangsa
sekalipun namun dipersatukan oleh satu kalimat tauhid “Laa ilaha illallah” .
Hubungan yang didasari oleh ikatan cinta shababah inilah
yang menguatkan kita sesama muslim untuk bisa saling merasakan satu
sama lain. Untuk saling menolong dan membantu satu sama lain jika
saudara kita terkena ancaman atau musibah.
5. Tingkatan ‘Athf
‘’Athf (simpati) bicara
tentang sisi kemanusiaan, jadi pada tingkatan ini adalah bagaimana kita
bersimpati kepada sesama manusia tanpa melihat apapun suku, bangsa
bahkan agamanya sekalipun. Maka jika dia dalam kesulitan, maka alasan
sesama manusia cukup bagi kita untuk memberikan bantuan serta
pertolongan padanya.
6. Tingkatan Aqalah
Aqalah adalah tingkatan terendah dalam tingkatan-tingkatan cinta, apa itu aqalah?
Cinta yang tidak begitu dalam, yakni hubungan biasa. Bisa saja cinta
kita terhadap harta benda, dan kehidupan duniawi yang hanya bersifat
sementara.
Dengan mengetahui tingkatan-tingkatan
dalam cinta, semoga dapat membuat kita lebih mencintai Allah lebih dari
apapun, dan menempatkan cinta kita kepada Allah di tingkat tatayyum. Dan, menempatkan cinta kita sesuai dengan tingkatannya, dan tidak ada keberlebihan yang membuat kita melalaikan kewajiban.
sumber : haloislam.com
Komentar
Posting Komentar